ISIS Kubur Hidup-Hidup Ratusan Orang
dan Telanjangi Perempuan Untuk Direkam
Baghdad-ASPRA,
Kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah melakukan kekejaman baru dengan mengubur hidup-hidup pemuda dan anak kecil di Mosul. Selain itu, komplotan teroris itu juga dilaporkan menelanjangi kaum perempuan untuk direkam gambarnya sebagai bahan untuk menarik minat anak-anak muda menjadi anggota ISIS.
“ISIS telah mengubur hidup-hidup ratusan anak kecil dan pemuda di kuburan-kuburan Massal di Mosul,” ujar Fadil al-Gharawi, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Irak, dalam keterangan persnya yang dirilis TV al-Sumaria, Jumat (8/8).
Laporan lain dari Kementerian HAM Irak menyebutkan bahwa ISIS telah merekrut anak-anak di atas usia 12 tahun dan mengirim mereka ke provinsi Anbar untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
“Kawanan teroris ISIS telah merekrut anak-anak kecil di atas usia 12 tahun dan mengirim mereka sebagai pelaku serangan bom bunuh diri ke provinsi Anbar. ISIS menjaring mereka melalui komplotan anak-anak muda dengan berbagai iming-iming dan pencucian otak mereka dengan paham takfiri dan sektarian serta dengan dalih jihad,” ungkap Kementerian HAM Irak.
Menurut Kementerian HAM Irak, anak-anak kecil itu terlebih dahulu dicekoki narkoba sebelum dikirim sebagai pelaku bom bunuh diri. Celakanya lagi, lanjut institusi tersebut, kawanan ISIS juga menelanjangi perempuan-perempuan setempat untuk direkam gambarnya sebagai bahan untuk mempermudah menjaring anak-anak muda. Setelah diambil gambarnya, perempuan-perempuan itu ditakut-takuti dengan siksaan atau publikasi gambar mereka.
“Kawanan bersenjata ISIS merekam gambar perempuan-perempuan telanjang untuk menarik anak-anak muda. Mereka juga mengancam perempuan-perempuan itu dengan publikasi hasil rekaman atau diserahkan kepada geng-geng ISIS lainnya agar disiksa,” ungkap Kementerian HAM Irak.
Sementara itu, Pusat Informasi Nasional Irak, melaporkan sebanyak 45 anggota ISIS tewas digempur angkatan udara Irak di Sinjar.
Dalam statemen yang dilansir al-Sumaria, lembaga itu menyebutkan, “Sore hari ini (Jumat), pesawat tempur Irak telah menggempur tempat konsentrasi teroris di Benteng Khansur, Sinjar, mengakibatkan 45 orang di antara mereka tewas dan 60 lainnya cidera, dua di antara seseorang berstatus hakim kawasan setempat, masing-masing memiliki julukan Abu al-Arabi yang berkewarganegaraan Mesir dan Abdu Ismail alias Abu Ghazzah yang berkewarganegaraan Palestina dan merupakan salah satu orang terdekat gembong teroris buronon Abu Bakar al-Baghdadi.”
Sebelumnya, Ketua Komisi Perlindungan Hak Asasi Perempuan di parlemen Kurdistan Irak, Efar Hossein, menyatakan bahwa selama menguasai kota Sinjar kawanan ISIS telah menangkap 500 perempuan dan gadis serta menyekap mereka di sebuah tempat olah raga di pusat kota. Menurutnya, nasib mereka sampai sekarang masih belum diketahui.
Israel Ingin Bantu Palestina
Lawan Kekuasaan Hamas
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak henti-hentinya mengeluarkan komentar provokatif. Komentarnya kali ini dikhawartirkan akan memperuncing pertikaian Israel-Hamas.
"Israel tidak pernah melakukan perlawanan kepada warga Gaza, dan kami ingin membantu warga Palestina berurusan dengan kekuasaan Hamas," sebut Netanyahu, seperti dikutip dari Outlook India, Jumat (8/8/2014).
Pernyataan Netanyahu tersebut disampaikan satu bulan setelah Israel melakukan agresi ke Gaza. Netanyahu pun menambahkan, dia belum bisa memastikan waktu agresi Israel untuk menghancurkan Hamas bisa dihentikan.
"Saya tidak yakin pertempuran sudah berakhir," sebut Netanyahu.
Hanya, tokoh konservatif Yahudi ini memastikan Israel sudah menghancurkan kemampuan dan peralatan perang Hamas secara signifikan. Netanyahu juga mengatakan operasi menyerbu terowongan-terowongan Hamas masih terus dilanjutkan.
Pertempuran antara Hamas dan Israel terjadi sejak 8 Juli 2014. Saat ini gencatan senjata terus terjadi di Gaza. Namun, dikhawatirkan setelah gencatan senjata berakhir pertempuran lebih besar akan terjadi dan menyebabkan korban jiwa terus bertambah.
Pesawat Tempur AS Hancurkan Konvoi Kendaraan ISIS
AP Photo
Washington DC-ASPRA,
Pesawat militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan udaranya di wilayah utara Irak yang menjadi basis Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah.
Pesawat F/A-16 ini menghancurkan iring-iringan tujuh mobil ISIS yang tengah berjalan. Serangan dilancarkan pada Jumat (8/8/2014) pukul 14.00 GMT.
"Militer AS terus menyerang ISIS di dekat Arbil. Pada hari ini, kami melakukan dua serangan udara untuk membela kota di mana terdapat personel AS yang membantu Pemerintah Irak," kata Juru Bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby.
Belum ada laporan lebih lanjut mengenai jumlah korban di pihak ISIS akibat serangan udara ini.
Sebelumnya, dua pesawat jet jenis F/A-18 menjatuhkan beberapa bom berpemandu laser seberat 250 kilogram yang menghancurkan dua mobil artileri milik ISIS di dekat kota Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi.
"AS menyerang posisi pejuang ISIS yang menembaki pasukan Kurdi yang mempertahankan Arbil, tempat personel AS ditempatkan," ujar Kirby.
Sebelum melakukan serangan udara, AS terlebih dahulu menjatuhkan ribuan galon air bersih dan 8.000 paket makanan untuk warga etnis Yazidi yang bersembunyi di pegunungan tanpa perbekalan yang memadai.
Obama, yang menentang invasi AS ke Irak pada 2003 dan bersumpah tak akan mengirim lagi pasukan darat ke negeri itu, pada Kamis (7/8/2014), mengizinkan aksi militer terbatas untuk mencegah genosida setelah ribuan warga etnis minoritas Yazidi mengungsi menghindari buruan ISIS.
Anggota Al Qaida Penggal 14 Tentara Yaman
Aden, Yaman-ASPRA,
Beberapa pria bersenjata yang diduga
anggota Al Qaida menyergap rombongan militer di Provinsi Hadhramauth,
Yaman Tenggara, pada Jumat malam (8/8), dan memenggal 14 prajurit
setelah menangkap mereka, kata seorang pejabat pemerintah kepada Xinhua.
"Semua korban adalah bagian dari rombongan militer 14-anggota di Kota Kecil Shibam di Provinsi Hadhramauth, yang diserang pada malam ini oleh beberapa tersangka anggota Al Qaida yang mengemudikan mobil bak terbuka," kata seorang pejabat pemerintah lokal yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Tersangka anggota Al Qaida yang bersenjata memotong leher semua prajurit itu ...," kata pejabat tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu pagi. Ia menambahkan mayat tentara itu telah ditemukan.
Warga setempat di dekat lokasi kejadian mengkonfrimasi kepada Xinhua bahwa "sebagian dari mereka dibunuh dengan ditembak, tapi kebanyak dari mereka dihukum mati setelah mereka ditangkap".
Pada Kamis (7/8) prajurit Angkatan Darat Yaman telah menewaskan tujuh pria bersenjata yang diduga sebagai anasir Al Qaida di satu pos pemeriksaan di dekat Markas Komando Militer Regional Ke-1 di Provinsi Hadhramauth setelah baku-tembak dengan beberapa penyerang.
Sejak April Pemerintah Yaman telah melancarkan serangan besar terhadap kubu Al Qaida di beberapa wilayah selatan negeri itu, dan menewaskan sejumlah gerilyawan.
Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) --yang berpusat di Yaman-- telah berikrar akan melancarkan serangan balasan.
AQAP, yang juga dikenal dengan sebutan Ansar Ash-Sharia, muncul pada Januari 2009 dan dipandang sebagai salah satu ancaman terbesar bagi Pemerintah Yaman dan negara tetangganya yang kaya akan minyak, Arab Saudi.
Warga Gaza Ingin Hamas Terus Berperang
"Semua korban adalah bagian dari rombongan militer 14-anggota di Kota Kecil Shibam di Provinsi Hadhramauth, yang diserang pada malam ini oleh beberapa tersangka anggota Al Qaida yang mengemudikan mobil bak terbuka," kata seorang pejabat pemerintah lokal yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Tersangka anggota Al Qaida yang bersenjata memotong leher semua prajurit itu ...," kata pejabat tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu pagi. Ia menambahkan mayat tentara itu telah ditemukan.
Warga setempat di dekat lokasi kejadian mengkonfrimasi kepada Xinhua bahwa "sebagian dari mereka dibunuh dengan ditembak, tapi kebanyak dari mereka dihukum mati setelah mereka ditangkap".
Pada Kamis (7/8) prajurit Angkatan Darat Yaman telah menewaskan tujuh pria bersenjata yang diduga sebagai anasir Al Qaida di satu pos pemeriksaan di dekat Markas Komando Militer Regional Ke-1 di Provinsi Hadhramauth setelah baku-tembak dengan beberapa penyerang.
Sejak April Pemerintah Yaman telah melancarkan serangan besar terhadap kubu Al Qaida di beberapa wilayah selatan negeri itu, dan menewaskan sejumlah gerilyawan.
Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) --yang berpusat di Yaman-- telah berikrar akan melancarkan serangan balasan.
AQAP, yang juga dikenal dengan sebutan Ansar Ash-Sharia, muncul pada Januari 2009 dan dipandang sebagai salah satu ancaman terbesar bagi Pemerintah Yaman dan negara tetangganya yang kaya akan minyak, Arab Saudi.
Warga Gaza Ingin Hamas Terus Berperang
Gaza City – ASPRA
Gaza City dan kota-kota lain di Jalur Gaza kembali ke
kehidupan normal. Kendaraan lalu-lalang dan pasar dipadati pengunjung.
"Kami menjadi terbiasa menghadapi perang dan menyambut
perdamaian," ujar Sameh, seorang analis politik terkemuka di Gaza, kepada
Times of Israel.
Namun, masih menurut Sameh, segalanya belum berakhir. Hamas
kini menghadapi tekanan hebat dari pendukungnya. Mereka yang kehilangan
segalanya akibat pemboman 28 hari, termasuk kehilangan beberapa anggota
keluarga, ingin Hamas melanjutkan perang.
"Terlebih jika Israel
dan Mesir tidak mencabut blokade," kata Sameh.
Lainnya, terutama mereka yang masih memiliki banyak keluarga
dan harga, lebih suka perang berhenti dan kembali ke kehidupan normal.
Menurut Sameh, tidak satu pun prajurit Hamas meninggalkan
bunker. Beberapa komandan Hamas juga mengatakan mereka sedang berada di atas
panggung, bukan di ujung pertempuran.
"Mereka tidak bisa berhenti sekarang tanpa mencapai
tujuan signifikan di Kairo," kata Sameh.
Sameh yakin Hamas sedang mempersiapkan strategi baru
menghadapi invasi darat Israel. Penghancuran terowongan, yang mencegah Hamas
masuk ke wilayah Israel dan menyerang dari belakang, tidak akan menghentikan
Hamas.
"Jika tidak bisa melewati Rafah untuk ke pelabuhan,
Hamas akan menembakan roket lagi. Lalu kita akan melihat perang lebih sengit
lagi," lanjut Sameh.
Analis lain mengatakan Gaza tidak ubahnya
prajurit yang terluka parah, tapi terus berusaha menyerang. "Kini,
pertempuran terhenti. Gaza akan menjerit kesakitan," ujar analis itu.
Berbeda dengan Sameh, analis yang satu ini ragu Gaza bisa
melanjutkan pertempuran.
Di luar perbincangan soal perang dan pencabutan blokade,
warga Gaza
kini hidup dengan segala keterbatasan. Bassem, salah satunya, tidak menemukan
apa-apa kecuali puing rumahnya di Shejaiya.
"Tidak ada yang terlihat kecuali puing," ujar
Bassem.
Ia menyewa apartemen kecil di Gaza City, bersama
45 warga lainnya. Mereka hidup tanpa listri dan toilet.
Namun Bassem relatif beruntung masih bisa menyewa apartemen.
Imad, temannya, kini menampung 50 temannya di distrik Sheikh Radwan, Gaza City.
"Setiap orang harus saling membantu," ujarnya.
Ketika ditanya siapa yang akan kembali membangun rumah-rumah
penduduk, Imad hanya bisa menggeleng. Jika ada harapan, mungkin hanya dari
masyarakat internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar