Jumat, 01 Agustus 2014

Peristiwa

Polda Jatim PantauKHusus 7 Kelompok Mirip ISIS Di Jatim

Polda Jatim PantauKHusus  7 Kelompok Mirip ISIS di Jatim
Kompas.com/M Wismabrata
 
Surabaya –ASPRA,
Di Jawa Timur ternyata banyak kelompok yang sepak terjangnya mirip ISIS (Islamic State in Iraq dan Syiria).

Dari sejumlah kelompok itu, sampai saat ini ada tujuh kelompok radikal yang mendapat perhatian serius Polda Jatim.

Tujuh kelompok yang dianggap paling rawan itu pergerakannya terus dipantau dan diawasi secara ketat oleh petugas Polda Jatim. Kelompok-kelompok ini berada di berbagai daerah, termasuk di Sidoarjo.

Mereka juga berasal dari bendera atau organisasi yang berbeda. Namun, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan cenderung sama. Termasuk, model penyebaran ajaran dengan metode ceramah yang selama ini mereka lakukan.

Kelompok-kelompok itu cenderung eksklusif. Mereka juga sangat hati-hati terhadap orang yang baru dikenal. Apalagi, ada saat ada wajah baru yang muncul dalam kegiatan yang mereka lakukan.

Sejauh ini, polisi belum menemukan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kelompok-kelompok itu. Namun, yang cukup mengejutkan adalah, salah satu anggota dari kelompok yang diawasi itu ada yang memakai kaus yang gambarnya mirip bendera ISIS.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabidhumas Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono menyampaikan bahwa tujuh kelompok radikal itu masih dalam tahap pengawasan ketat, terutama pengawasan terhadap pergerakan yang mereka lakukan.

“Petugas terus mengawasi kelompok-kelompok itu. Mereka sudah ada sejak lama, namun baru mulai berani muncul ke permukaan sejak tahun 2013,” kata Awi.

Kendati demikian, Awi enggan membeber nama kelompok-kelompok yang sedang diawasi itu. Bahkan, ditanya keberadaan atau basis kelompok-kelompok radikal itu, juga dia tidak bersedia menjelaskan.

“Takutnya malah jadi salah paham. Yang penting, petugas terus memantau mereka dan mengantisipasi supaya jangan sampai ada pelanggaran hukum atau terjadi gesekan dengan warga lain,” sambungnya.

Selain melakukan pengawasan, polisi juga berusaha mengkaji ajaran dari mereka. Apakah ada pelanggaran atau tidak. Yang jelas, masih kata Awi, sejauh ini belum ada fakta yang menunjukkan bahwa pergerakan mereka melanggar hukum.

Mantan Kapolres Magetan itu berpesan, masyarakat supaya jangan mudah terpancing dengan isu yang sedang berkembang. Jika ada kecurigaan atau sebagainya terhadap kelompok maupun orang-orang tertentu, disarankan untuk segera melapor ke polisi.

 

ISIS Deklarasi Hingga Sebar Lowongan Budak Seks Di UIN

ISIS Deklarasi hingga Sebar Lowongan Budak Seks di UIN
Kompas.com/M Wismabrata
Jakarta-ASPRA,
Nama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ternodai aktivitas kelompok Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS) yang melakukan deklarasi menggunakan fasilitas umum di lingkungan universitas yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan pada 6 Juli 2014.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan yang digunakan sekelompok orang untuk mendeklarasikan dukungan terhadap ISIS merupakan gedung milik universitas.

Gedung bernama Syahida Inn merupakan gedung seperti hotel pada umumnya yang digunakan untuk umum melalui mekanisme penyewaan.

Selama ini gedung tersebut biasa digunakan untuk berbagai acara yang dilakukan masyarakat umum seperti pernikahan serta pesta lainnya.

Pada tanggal 6 Juli 2014 tersebut, kelompok radikal menyewa sebuah ruangan yang ternyata digunakan untuk mendeklarasikan dukungan terhadap ISIS sekaligus pembaiatan kepada al-Baghdadi yang dilakukan sekelompok garis kera mengatasnamakan Penegak Syariat Islam yang berasal dari berbagai daerah.

"Tapi dengan disebarkannya secara meluas video youtube deklarasi tersebut, kelompok yang tidak berhati dan berakal sehat ini telah sengaja membangun image negatif terhadap UIN sebagai Perguruan Tinggi Islam Negeri yang berkualitas dan bermartabat sekaligus memecah belah umat," ungkapnya saat ditemui di UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (7/8/2014).

Bukan hanya membuat acara menggunakan fasilitas kampus UIN, kelompok radikal tersebut pun melakukannya secara terang terangan.

Kampus UIN dijadikan sasaran jahat kelompok yang kini menjadi sorotan masyarakat. Sebuah selebaran berisikan informasi lowongan budak seks pemuas birahi mujahidin agar mujahiddin bersemangat memerangi kafir pun beredar melalui pamflet.

"Dalam pamflet ini disebutkan agar 'ukhti' yang mau melamar pemuas seks sekelompok jihadis bisa menghubungi sekretariat ISIS Indonesia yaitu Masjid Fathullah UIN Jakarta," tutur Sudarnoto.

Pamflet tersebut dikatakan Sudarnoto menggambarkan niat busuk dan jahat kelompok jihadis. Bukan hanya itu, selebaran tersebut menggambarkan rendahnya moral dan martabat kelompok jihadis karena telah merendahkan martabat perempuan, merendahkan fungsi masjid, dan menghina umat Islam dan ajaran Islam. Selain itu, sikap mereka pun bisa memecah dan membenturkan umat.

"Ini menggambarkan bentuk teror tahap awal kelompok jihadis yang dimaksudkan menciptakan keresahan," ungkapnya.

Bukan hanya itu, Isnawati seorang pengurus Massjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah mengaku bahwa pihaknya baru mengetahui simbol-simbol ISIS setelah isu tersebut mencuat.

Sekelompok orang berbaju hitam-hitam dikatakan Isnawati beberapa kali mengadakan kajian-kajian pada malam hari di masjid tersebut. Pada suatu malam kelompok tersebut memasang spanduk dan melakukan foto-foto. Saat itu kejadian pada 8 Februari 2014 tengah malam.

"Kita menyangka mereka hanya melakukan kajian biasa. Ternyata ada yang melakukan kajian dan ada yang doktrin," ungkapnya.

Memang apa yang dikerjakan kelompok tersebut, baik yang berada di dalam masjid maupun di luar masjid di luar pantauan pengurus masjid. Deteksi terhadap kegiatan kelompok seperti itu cukup sulit dilakukan pengurus masjid.

"Karena masjid biasa digunakan untuk diskusi mahasiswa UIN. Memang kesulitan kami untuk mendeteksi ketika mereka harus melaksananakan salat karena kegiatan masjid ini banyak tidak mungkin mengawasi 24 jam," ungkap Ketua Pengurus Masjid Ahmad Yani.

Menyikapi berbagai fenomena tersebut, Sudarnoto kembali menegaskan bahwa gerakan ISIS yang kini mulai berkembang di Indonesia merupakan gerakan yang bertentangan dengan prinsip ajaran agama, prisip kemanusiaan, dan falsafah bangsa.

Sehingga masyarakat khususnya pelajar, mahasiswa, dan generasi muda tidak terpengaruh, terprovokasi, apalagi mengikuti ajakan kelompok jihadis tersebut yang mengusng cita-cita politis yang bertentangan dengan ideologi bangsa.

"Pemerintah jangan hanya sekedar mencermati fenomena kemunculan ISIS di Indonesia saja, tetapi harus melakukan langkah penting agar ISIS tidak berkembang di Indonesia," ungkapnya.

 

Tokoh Utama ISIS Di Bekasi Tak Mengakui Pancasila

Tokoh Utama ISIS di Bekasi Tak Mengakui Pancasila
NET
Bekasi-ASPRA,
Ketua Komite Intelijen Daerah (Kominda) Maryono mengatakan, aktor utama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Bekasi sempat mendatanginya.
Tokoh utama yang dimasudkan Maryono adalah tokoh ISIS di Bekasi yang sering dituliskan di pemberitaan media. Namun, dirinya enggan menyebut nama.

"Aktornya kemarin datang ke saya beserta para ulama. Saya tanya kepada mereka. Kamu itu hidup di Indonesia. Apa kamu kenal dengan ideologi Pancasila? Dia jawab, 'Saya tidak'. Catatan khusus. Aktor itu tidak mengakui ideologi bangsa kita ini adalah Pancasila," ujar Maryono di Balai Warga RW 13, Jumat (8/8/2014) malam.

Maryono mengatakan, jika mereka tidak mengakui ideologi milik Indonesia, maka tidak usah tinggal di Indonesia. Melainkan di negara yang memiliki satu paham dengan mereka.

Penolakan terhadap Pancasila yang diucapkan secara langsung kepadanya, menjadi perhatian khusus oleh Maryono. Ia mengatakan, penolakan itu diucapkan secara jelas.

Maryono mengatakan, aktor tersebut mengontrak di daerah itu. Namun, menurut dia, hal itu justru harus membuat warga lebih waspada.

"Tapi itu lah yang jadi duri dan membuat kotor wilayah kita. Mereka yang makan dan hidup di sini, di negara ini. Tapi tidak mengakui Pancasila," ujarnya.

Maryono memang tidak menyebut nama tokoh utama yang datang kepadanya. Namun, nama yang terkait ISIS di Bekasi yang selama ini muncul di media hanya Syamsudin Uba. Syamsudin Uba merupakan pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT).

Sebelumnya, ada 50 warga Bekasi yang telah berikrar untuk mendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka tergabung dalam kelompok bernama JAT.

Pada Minggu (3/8/2014) lalu, pendukung ISIS berikrar di Masjid Muhajirin, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.
Saat mereka berikrar, anggota JAT juga melakukan pengibaran bendera ISIS di halaman Masjid Muhajirin. Setelah membuat ikrar, jemaah tersebut menamakan kelompok mereka dengan nama Khilafah Ibrahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar