Beredar Iklan Lowongan Budak Seks Beralamat Masjid Kampus, Pihak UIN Terkejut
Jakarta-ASPRA,
Selebaran digital bertuliskan "Lowongan Budak Seks Pemuas Birahi
Mujahidin" dan bergambarkan sejumlah perempuan bercadar tengah beredar
di masyarakat melalui Blackberry Messanger hingga dunia maya.
Di dalam selebaran itu, ada juga tulisan "Menghibur dan memberikan
semangat mujahidin yang sedang memerangi kafir. Dijamin masuk surga.
Hubungi sekretariat ISIS Indonesia (Masjid Fathullah, UIN,
Ciputat-Tangerang atau simpatisan-simpatisannya) Buruan surga menanti
Anda."
Wakil Rektorat Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah,
Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan ketika pertama kali mengetahui adanya
selebaran digital itu pihaknya kaget.
"Ya kami sudah mengetahui selebaran atau pamflet itu. Kami terkejut
juga, karena sampai sejauh itu orang-orang tak bertanggungjawab
menyebarkan kampanyenya dalam membangun kekuatan kaum mujahidin. Masjid
UIN pula tempatnya. Tentunya kami syok," ujar Sudarnoto, Sabtu (9/8).
Dikatakan Sudarnoto, siapa pun yang membuat selebaran itu, ada upaya sistematis untuk memecah belah umat beragama di Indonesia.
"Kemudian, pamflet itu jelas sekali menggambarakan mereka tidak
memiliki martabat dan moral yang baik. Sangat rendah. Secara vulgar
merendahkan martabat perempuan. Seakan perempuan tempatnya pemuas
nafsu," ungkapnya.
Karena beralamatkan masjid, tambahnya, selebaran itu juga merendahkan tempat ibadah.
"Merendahkan tempat ibadah. Masjid yang seharusnya tempat ibadah umat
Islam tapi digunakan sebagai tempat pendaftaran seks," katanya.
Ia menyampaikan, pembuat selebaran itu juga tidak punya rasa
keberagaman bangsa. "Ini salah bentuk atau cara teror yang dilakukan
oleh mereka. Teror tahap awal. Mungkin saja akan ada bentuk teror yang
lebih kejam lagi dan ini jadi warning. Sama sekali di luar batas akal, moral dan maratabat," tegasnya.
Sudarnoto memastikan tidak ada kegiatan yang dimaksud pada alamat
yang tercantum dalam selebaran itu, yaitu di Masjid Fathullah UIN.
"Saya pastikan masjid tidak pernah dipakai kegitan seperti itu. Ini
salah satu cara saja dari mereka untuk mendeskreditkan lembaga
pendidikan dan tempat ibadah," tandasnya.
Dicurigai Anggota ISIS, 15 Peminta Sumbangan Masjid Diamankan
Warga Utan Kayu
Jakarta-ASPRA,
Sebanyak 15 orang, yang tengah meminta sumbangan pembangunan sebuah
masjid diamankan warga RW 06, Jalan Puspa III, Utankayu Selatan,
Matraman, Jakarta Timur, Jumat (8/8) malam. Belasan orang yang
mengenakan baju koko dan kopiah ini diamankan, lantaran dicurigai
sebagai sebagai anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sugiharto, Ketua RT 10/06 menuturkan, warga khawatir belasan orang
itu merupakan penggalang dana untuk mendukung gerakan ISIS. Kecurigaan
warga bemula lantaran saat meminta sumbangan, 15 orang tersebut
mengklaim mendapat izin dari RT yang berbeda. Padahal ke-15 orang itu
meminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang sama.
"Katanya buat sumbangan masjid, tapi izinnya beda-beda. Ada yang
bilang sudah izin dari RT 02, atau RT 10, dan lainnya. Kami jadi curiga
jangan-jangan mereka anggota ISIS yang lagi santer terdengar sekarang
itu," kata Sugiharto saat ditemui wartawan di Kantor RW 06 Utan Kayu
Selatan, Matraman, Jumat (8/8) malam.
Sugiharto melanjutkan, kecurigaan warga bertambah karena saat meminta
sumbangan, 15 orang itu mendatangi rumah warga dengan bergerombol.
Menurut keterangan sejumlah warga, saat meminta sumbangan, belasan orang
itu masuk ke halaman rumah tanpa seizin pemilik. Bahkan dengan cara
memaksa.
"Mereka bergerombol meminta-minta sumbangan. Warga menghindari hal
yang tidak diinginkan, makanya warga langsung mengamankan mereka ke
Kantor RW 06," katanya.
Salah seorang yang diamankan warga, Burhan (43) membantah kegiatannya
terkait dengan gerakan ISIS. Burhan mengatakan, dirinya bersama 14
orang lain hanya berkeliling untuk sumbangan masjid.
"Kami di sini cuma keliing cari uang buat sumbangan masjid. Kami
nggak berniat jahat. Kami nggak tahu apa itu ISIS," kata Burhan.
Burhan yang mengaku sebagai warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta
Barat ini mengatakan, dirinya meminta sumbangan untuk pembangunan sebuah
masjid dan Majelis Nurul Yaqin, yang berada di daerah Pandeglang,
Banten. Setiap harinya, kata Burhan, dirinya bersama 14 orang rekannya
berkeliling meminta sumbangan ke rumah-rumah warga sejak siang hingga
larut malam. Setiap sumbangan yang terkumpul, Burhan mengaku mendapat 30
persen.
"Tapi saya nggak pernah tahu atau melihat masjidnya, karena di
Pandeglang. Saya cuma disuruh teman saya di Tambora, buat carikan
sumbangan. Setiap hari kami naik angkot dari rumah, dan keliling ke
rumah-rumah untuk cari sumbangan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar