Sabtu, 09 Agustus 2014

Ibukota

Beredar Iklan Lowongan Budak Seks Beralamat Masjid Kampus, Pihak UIN Terkejut

Iklan lowongan budaks seks yang beredar di media sosial.
Iklan lowongan budaks seks yang beredar di media sosial. (sumber: Istimewa)

Jakarta-ASPRA,
Selebaran digital bertuliskan "Lowongan Budak Seks Pemuas Birahi Mujahidin" dan bergambarkan sejumlah perempuan bercadar tengah beredar di masyarakat melalui Blackberry Messanger hingga dunia maya.

Di dalam selebaran itu, ada juga tulisan "Menghibur dan memberikan semangat mujahidin yang sedang memerangi kafir. Dijamin masuk surga. Hubungi sekretariat ISIS Indonesia (Masjid Fathullah, UIN, Ciputat-Tangerang atau simpatisan-simpatisannya) Buruan surga menanti Anda."

Wakil Rektorat Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan ketika pertama kali mengetahui adanya selebaran digital itu pihaknya kaget.

"Ya kami sudah mengetahui selebaran atau pamflet itu. Kami terkejut juga, karena sampai sejauh itu orang-orang tak bertanggungjawab menyebarkan kampanyenya dalam membangun kekuatan kaum mujahidin. Masjid UIN pula tempatnya. Tentunya kami syok," ujar Sudarnoto, Sabtu (9/8).

Dikatakan Sudarnoto, siapa pun yang membuat selebaran itu, ada upaya sistematis untuk memecah belah umat beragama di Indonesia.

"Kemudian, pamflet itu jelas sekali menggambarakan mereka tidak memiliki martabat dan moral yang baik. Sangat rendah. Secara vulgar merendahkan martabat perempuan. Seakan perempuan tempatnya pemuas nafsu," ungkapnya.

Karena beralamatkan masjid, tambahnya, selebaran itu juga merendahkan tempat ibadah.
"Merendahkan tempat ibadah. Masjid yang seharusnya tempat ibadah umat Islam tapi digunakan sebagai tempat pendaftaran seks," katanya.

Ia menyampaikan, pembuat selebaran itu juga tidak punya rasa keberagaman bangsa. "Ini salah bentuk atau cara teror yang dilakukan oleh mereka. Teror tahap awal. Mungkin saja akan ada bentuk teror yang lebih kejam lagi dan ini jadi warning. Sama sekali di luar batas akal, moral dan maratabat," tegasnya.

Sudarnoto memastikan tidak ada kegiatan yang dimaksud pada alamat yang tercantum dalam selebaran itu, yaitu di Masjid Fathullah UIN.

"Saya pastikan masjid tidak pernah dipakai kegitan seperti itu. Ini salah satu cara saja dari mereka untuk mendeskreditkan lembaga pendidikan dan tempat ibadah," tandasnya.

 

Dicurigai Anggota ISIS, 15 Peminta Sumbangan Masjid Diamankan 

Warga Utan Kayu

Ilustrasi ditangkap
Ilustrasi ditangkap 
Jakarta-ASPRA,
Sebanyak 15 orang, yang tengah meminta sumbangan pembangunan sebuah masjid diamankan warga RW 06, Jalan Puspa III, Utankayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (8/8) malam. Belasan orang yang mengenakan baju koko dan kopiah ini diamankan, lantaran dicurigai sebagai sebagai anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Sugiharto, Ketua RT 10/06 menuturkan, warga khawatir belasan orang itu merupakan penggalang dana untuk mendukung gerakan ISIS. Kecurigaan warga bemula lantaran saat meminta sumbangan, 15 orang tersebut mengklaim mendapat izin dari RT yang berbeda. Padahal ke-15 orang itu meminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang sama.

"Katanya buat sumbangan masjid, tapi izinnya beda-beda. Ada yang bilang sudah izin dari RT 02, atau RT 10, dan lainnya. Kami jadi curiga jangan-jangan mereka anggota ISIS yang lagi santer terdengar sekarang itu," kata Sugiharto saat ditemui wartawan di Kantor RW 06 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jumat (8/8) malam.

Sugiharto melanjutkan, kecurigaan warga bertambah karena saat meminta sumbangan, 15 orang itu mendatangi rumah warga dengan bergerombol. Menurut keterangan sejumlah warga, saat meminta sumbangan, belasan orang itu masuk ke halaman rumah tanpa seizin pemilik. Bahkan dengan cara memaksa.
"Mereka bergerombol meminta-minta sumbangan. Warga menghindari hal yang tidak diinginkan, makanya warga langsung mengamankan mereka ke Kantor RW 06," katanya.

Salah seorang yang diamankan warga, Burhan (43) membantah kegiatannya terkait dengan gerakan ISIS. Burhan mengatakan, dirinya bersama 14 orang lain hanya berkeliling untuk sumbangan masjid.

"Kami di sini cuma keliing cari uang buat sumbangan masjid. Kami nggak berniat jahat. Kami nggak tahu apa itu ISIS," kata Burhan.

Burhan yang mengaku sebagai warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat ini mengatakan, dirinya meminta sumbangan untuk pembangunan sebuah masjid dan Majelis Nurul Yaqin, yang berada di daerah Pandeglang, Banten. Setiap harinya, kata Burhan, dirinya bersama 14 orang rekannya berkeliling meminta sumbangan ke rumah-rumah warga sejak siang hingga larut malam. Setiap sumbangan yang terkumpul, Burhan mengaku mendapat 30 persen.

"Tapi saya nggak pernah tahu atau melihat masjidnya, karena di Pandeglang. Saya cuma disuruh teman saya di Tambora, buat carikan sumbangan. Setiap hari kami naik angkot dari rumah, dan keliling ke rumah-rumah untuk cari sumbangan," katanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar