Arogansi
Oknum Camat Bontolempangan
Arogansi
Oknum Camat Bontolempangan
Goa-ASPRA,
Kehormatan pemerintah Kecamatan
Bontolempangan tercoreng karena ulah seorang camat yang tidak tahu mengayomi
masyarakatnya. Berawal dari permasalahan tanah yang berada di depan Kantor Kecamatan
Bontolempangan, Kab.Gowa, Sulsel.
Dimana H.Sadar Ahdar
selaku Kepala Camat meminta untuk tidak melanjutkan pembangun rumah milik
masyarakat Desa Paranglompoa untuk digunakan sebagai tempat fasilitas
pemerintahan. Namun itu disetujui masyarakat apabila ada persetujuan bersama antara
kedua belah pihak.
Salah satu tokoh
masyarakat H.Daud yang mengenal betul permasalahan tanah tersebut mengatakan, bahwa
sebenarnya kami sudah dijanjikan oleh Camat Bontolempangan dalam waktu sepekan
untuk pembebasan tanah tersebut, namun hingga sebulan lamanya tidak ada kabar
berita.
Kemudian terjadinya
insiden, dimana sang camat mau menabrak seorang pekerja rumah yang sedang
dilanjutkan karena tidak adanya kepastian.
Udin pekerja rumah yang
merasa ingin ditabrak dengan mobil dinas Kecamatan Bontolempangan tersebut menyatakan,
bahwa dirinya mau ditabrak dengan sengaja, “Karena saya sudah menghindar ke tepi,
namun tetap diikuti oleh mobil dinas camat tersebut, dan camat keluar dari
mobil sambil marah kepada saya,” urainya.
Pada saat kejadian
disaksikan oleh H.Daud sebagai pelaksana berlanjutnya kegiatan pembangunan
rumah pribadi tersebut didamping Kepala Desa Paranglompoa, H.Icuk Sugiaro,
terhentak seketika melihat prilaku camat yang ingin menabrak Udin sang pekerja.
Menurut Udin, hal ini
sudah dilaporkan ke Polsek Bungaya, namun oknum di Polsek tersebut mengatakan,
jika mau melapor harus bersama saksi.
Salah seorang tokoh
pemuda yang juga Ketu DPD I LSM Penjara Sulawesi Selatan, Syarifuddin Sultan
mengomentari prilaku aparat kecamatan tersebut dengan mengatakan, “H.Sadar
Ahdar selaku pemerintah di tingkat kecamatan tidaklah melakukan hal yang biasa dilakukan
oleh seorang preman, dimana dia ditempatkan sebagai camat di Kecamatan Bontolempangan,
tak lain untuk kepentingan masyarakat Bontolempangan itu sendiri,” ujarnya.
Dikatakan Syarifuddin, bahwa
camat adalah perpanjangan tangan Bupati Gowa, yang mana Bupati Gowa
mengamanatkan kepada camat untuk mengayomi seluruh masyarakat yang ada dalam
lingkup kecamatan itu.
Menurut masyarakat Kecamatan
Bontolempangan yang tidak mau dipublikasikan namanya mengatakan, bahwa awal
mula ditempatkannya H.Sadar Ahdar di Kecamatan Bontolempangan, disambut oleh
masyarakat bagaikan malaikat penyelamat, berhubung berbeda jauh dengan camat-camat
terdahulu. Karena kinerjanya baik, memperlihatkan keramah tamahan, enerjik
dalam membangun sekitar kantor kecamatan.
Namun berselang setahun
kemudian, mulailah nampak arogansi seorang pejabat, dimana masyarakat mulai
tidak percaya kepadanya, karena keakuannya terlalu tinggi. Menurut oknum camat
tersebut, bahwa segala bentuk proyek yang masuk di wilayah Kecamatan
Bontolempangan adalah hasil lobinya ke daerah lain dan provinsi.
Namun apa yang ada
tersebut, hal yang sudah basi, karena sebelum H.Sadar Ahdar menjadi camat,
progam kerja dan segala macam proyek tersebut sudah lama dijanjikan oleh pemerintah
daerah.
Sosok pejabat daerah
yang bersikap arogan seperti itu sangat tidak layak untuk memimpin masyarakat,
karena tidak dapat dijadikan panutan dan pemimpin. Sebaiknya pihak bupati melakukan
pembenahan terhadap para pejabat daerah, tidak membiarkan hak seperti it uterus
terjadi.
Bendera ISIS Berkibar Di Kantor Gubernur Jambi
Jambi-ASPRA,
Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jambi mengusut pengibaran bendera berlambang
Negara Islam Irak dan Suriah (Islam State of Iraq and Syria/ISIS) di kawasan
kantor Gubernur Jambi, Telanaipura, Kota Jambi.
Bendera berlambang ISIS itu ditemukan terpasang di samping pagar kantor Gubernur Jambi, Jumat (8/8).
Namun pihak Polda Jambi belum mengetahui siapa yang memasang bendera tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jambi, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Almansyah kepada wartawan di Jambi, Jumat (8/8) menjelaskan, selain di kawasan kantor Gubernur Jambi, petugas kepolisian di Kota Jambi juga menemukan bendera dan stiker berlambang mirip bendera ISIS yang terpasang di beberapa tempat di Kota Jambi.
Melihat adanya pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di lokasi berbeda – beda itu, kuat dugaan, pelaku pemasangan bendera berlambang ISIS itu lebih dari satu orang.
Dikatakan, Polda Jambi belum bisa memastikan bendera dan stiker berlambang ISIS yang terpasang di beberapa tempat di Kota Jambi benar-benar bendera ISIS dan sengaja dikibarkan untuk memprovokasi warga masyarakat agar mendukung ISIS.
“Penemuan bendera dan stiker berlambang ISIS di Kota Jambi ini masih kami selidiki. Kami belum tahu apakah benar bendera tersebut bendera ISIS atau tidak. Untuk penyelidikan kasus bendera dan stiker berlambang ISIS ini kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk jajaran TNI," katanya.
Almansyah mengatakan, warga masyarakat Jambi diharapkan tidak terhasut oleh pengibaran bendera dan stiker berlambang ISIS tersebut.
Umat Islam di Jambi juga diharapkan tidak terpengaruh provokasi yang dilakukan oknum-oknum tertentu untuk melakukan sesuatu kegiatan yang bertentangan dengan haluan negara dan bisa menyulut pertentangan di masyarakat dengan dalih agama seperti yang dilakukan jaringan ISIS.
"Jajaran Polda Jambi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terhasut terkait adanya pengibaran bendera dan stiker berlambang ISIS dengan dalih untuk kepentingan agama. Padahal sebenarnya hal itu tidak sesuai dengan haluan negara Indonesia," ujarnya.
Dijelaskan, pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di Kota Jambi ditemukan di tiang bendera di samping kanan air mancur lapangan kantor Gubernur Jambi.
Kemdudian bendera dan stiker serupa juga ditemukan komplek perkantoran Provinsi Jambi, Jalan Ahmad Yani, Telanaipura, Kota Jambi.
Bendera dan stiker berlambang ISIS tersebut ditemukan terpasang di gerbang masuk kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati), kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Jambi, pagar kantor Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Jambi, pagar Taman Anggrek Provinsi Jambi, gerbang keluar gedung RRI Jambi dan di gerbang masuk kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Jambi.
Jumlah bendera dan stiker berlambang ISIS yang ditemukan sebanyak 20 buah.
Sementara itu Komandan Komando Rayon Militer (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Kolonel Infanteri TNI, Harianto melalui Kepala Penerangan Korem 042/Garuda Putih Mayor TNI, Imam Syafii mengatakan, pihaknya akan menindak tegas pelaku pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di Jambi.
Satuan intelijen Korem 042/Gapu Jambi telah diterjunkan menyelidiki pelaku pengibaran bendera dan pemasangan stiker berlambang ISIS di Jambi.
Pelaku penyebar selebaran lambang organisasi yang telah dilarang keberadaannya di Indonesia tersebut tidak bisa dibiarkan karena meresahkan masyarakat.
"Sesuai instruksi Panglima TNI, jajaran Korem 042/Gapu Jambi akan menyelidiki hingga tuntas dan menindak tegas pelaku penyebaran lambing ISIS tersebut. Tidak ada toleransi bagi siapa pun pelaku penyebaran lambing ISIS tersebut, karena ISIS dilarang di Indonesia,”katanya.
Bendera berlambang ISIS itu ditemukan terpasang di samping pagar kantor Gubernur Jambi, Jumat (8/8).
Namun pihak Polda Jambi belum mengetahui siapa yang memasang bendera tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jambi, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Almansyah kepada wartawan di Jambi, Jumat (8/8) menjelaskan, selain di kawasan kantor Gubernur Jambi, petugas kepolisian di Kota Jambi juga menemukan bendera dan stiker berlambang mirip bendera ISIS yang terpasang di beberapa tempat di Kota Jambi.
Melihat adanya pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di lokasi berbeda – beda itu, kuat dugaan, pelaku pemasangan bendera berlambang ISIS itu lebih dari satu orang.
Dikatakan, Polda Jambi belum bisa memastikan bendera dan stiker berlambang ISIS yang terpasang di beberapa tempat di Kota Jambi benar-benar bendera ISIS dan sengaja dikibarkan untuk memprovokasi warga masyarakat agar mendukung ISIS.
“Penemuan bendera dan stiker berlambang ISIS di Kota Jambi ini masih kami selidiki. Kami belum tahu apakah benar bendera tersebut bendera ISIS atau tidak. Untuk penyelidikan kasus bendera dan stiker berlambang ISIS ini kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk jajaran TNI," katanya.
Almansyah mengatakan, warga masyarakat Jambi diharapkan tidak terhasut oleh pengibaran bendera dan stiker berlambang ISIS tersebut.
Umat Islam di Jambi juga diharapkan tidak terpengaruh provokasi yang dilakukan oknum-oknum tertentu untuk melakukan sesuatu kegiatan yang bertentangan dengan haluan negara dan bisa menyulut pertentangan di masyarakat dengan dalih agama seperti yang dilakukan jaringan ISIS.
"Jajaran Polda Jambi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terhasut terkait adanya pengibaran bendera dan stiker berlambang ISIS dengan dalih untuk kepentingan agama. Padahal sebenarnya hal itu tidak sesuai dengan haluan negara Indonesia," ujarnya.
Dijelaskan, pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di Kota Jambi ditemukan di tiang bendera di samping kanan air mancur lapangan kantor Gubernur Jambi.
Kemdudian bendera dan stiker serupa juga ditemukan komplek perkantoran Provinsi Jambi, Jalan Ahmad Yani, Telanaipura, Kota Jambi.
Bendera dan stiker berlambang ISIS tersebut ditemukan terpasang di gerbang masuk kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati), kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Jambi, pagar kantor Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Jambi, pagar Taman Anggrek Provinsi Jambi, gerbang keluar gedung RRI Jambi dan di gerbang masuk kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Jambi.
Jumlah bendera dan stiker berlambang ISIS yang ditemukan sebanyak 20 buah.
Sementara itu Komandan Komando Rayon Militer (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Kolonel Infanteri TNI, Harianto melalui Kepala Penerangan Korem 042/Garuda Putih Mayor TNI, Imam Syafii mengatakan, pihaknya akan menindak tegas pelaku pemasangan bendera dan stiker berlambang ISIS di Jambi.
Satuan intelijen Korem 042/Gapu Jambi telah diterjunkan menyelidiki pelaku pengibaran bendera dan pemasangan stiker berlambang ISIS di Jambi.
Pelaku penyebar selebaran lambang organisasi yang telah dilarang keberadaannya di Indonesia tersebut tidak bisa dibiarkan karena meresahkan masyarakat.
"Sesuai instruksi Panglima TNI, jajaran Korem 042/Gapu Jambi akan menyelidiki hingga tuntas dan menindak tegas pelaku penyebaran lambing ISIS tersebut. Tidak ada toleransi bagi siapa pun pelaku penyebaran lambing ISIS tersebut, karena ISIS dilarang di Indonesia,”katanya.
Chairul Tanjung Letakkan Batu Pertama Kereta Api Makassar-Parepare
Chairul Tanjung
Makassar-ASPRA,
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Chairul Tanjung akan memimpin peletakan batu pertama pembangunan mega proyek kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ground breaking berlangsung di Desa Fiaung KM 104, Kabupaten Barru, 12 Agustus. Trase utama ini berjarak sekitar 700 meter dari poros jalan. Pendiri CT Corpora ini akan didampingi menteri.
Mereka yakni Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Menteri Pertanian Suswono. Selain itu, Gubernur se-Sulawesi, serta kepala daerah se-Sulsel.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Masykur Sultan, kepada Tribun, Jumat (8/8/2014) mengatakan, mega proyek perlintasan kereta api yang menjadi tahap pertama pengembangan trase Trans Sulawesi ini ditandai pematangan lahan dengan alat berat.
“Tahap awal tahun ini pembangunan fokus menuntaskan pembebasan lahan sepanjang 30 km sembari mematangkan lahan agar proses pembangunan konstruksi yang dimulai awal tahun depan bisa lebih mulus,” katanya.
Pada tahun 2015, pemerintah pusat melalui APBN disebutkan akan menggelontorkan dana Rp 270 miliar. “Meski konstruksi tahun ini belum dilakukan pemerintah pusat telah menyatakan komitmen mendukung proyek infrastruktur ini,” ujarnya.
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Chairul Tanjung akan memimpin peletakan batu pertama pembangunan mega proyek kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ground breaking berlangsung di Desa Fiaung KM 104, Kabupaten Barru, 12 Agustus. Trase utama ini berjarak sekitar 700 meter dari poros jalan. Pendiri CT Corpora ini akan didampingi menteri.
Mereka yakni Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Menteri Pertanian Suswono. Selain itu, Gubernur se-Sulawesi, serta kepala daerah se-Sulsel.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Masykur Sultan, kepada Tribun, Jumat (8/8/2014) mengatakan, mega proyek perlintasan kereta api yang menjadi tahap pertama pengembangan trase Trans Sulawesi ini ditandai pematangan lahan dengan alat berat.
“Tahap awal tahun ini pembangunan fokus menuntaskan pembebasan lahan sepanjang 30 km sembari mematangkan lahan agar proses pembangunan konstruksi yang dimulai awal tahun depan bisa lebih mulus,” katanya.
Pada tahun 2015, pemerintah pusat melalui APBN disebutkan akan menggelontorkan dana Rp 270 miliar. “Meski konstruksi tahun ini belum dilakukan pemerintah pusat telah menyatakan komitmen mendukung proyek infrastruktur ini,” ujarnya.
Temu Tokoh Agama Di Palembang Panas karena ISIS Disebut Teroris
Palembang-APSRA,
Pertemuan tokoh agama di Palembang untuk membahas langkah yang diambil terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang difasilitasi Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel, Jumat (8/8), sempat 'chaos'. Alhasil, sejumlah perwakilan tokoh agama yang tadinya hadir, berangsur keluar ruangan.
Forum tersebut dihadiri sejumlah tokoh agama di Sumsel, seperti dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Umat Islam (FUI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Walubi, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan sejumlah tokoh agama dan organisasi keagamaan lain.
Situasi ini berawal dari pernyataan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Sumsel KH Buya Thohlon Abdul Rauf bahwa ISIS adalah teroris dan hanya warga negara Indonesia yang gila saja jadi pengikut ISIS.
Pernyataan tersebut ternyata mengundang emosi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sodikun. Bahkan Sodikun sempat mengacungkan tangannya ke muka Thohlon.
Menurut Sodikun, tidak ada yang berhak menyatakan organisasi ISIS adalah teroris. Sebab, kata dia, ISIS perlu dikaji secara mendalam tentang ajaran dan tujuannya.
"Kepada anjing saja kita ada adab. Tidak bisa kita sebut orang itu gila hanya karena ISIS apalagi sesama muslim," ungkap Sodikun.
Penolakan yang sama juga diutarakan Ketua FUI Sumsel Umar Said. Ditegaskannya, terlalu dini menyatakan ISIS adalah teroris. Bisa jadi, kata dia, isu ini diprovokasi oleh negara tertentu untuk menghancurkan Islam. Umar Said pun langsung keluar setelah menyampaikan sikap.
Situasi makin memanas setelah sejumlah tokoh agama lain turut berkomentar. Suasana mereda setelah suara azan berkumandang. Setelah dilanjutkan, pertemuan itu pun akhirnya memutuskan sejumlah poin, salah satunya menolak setiap aksi kekerasan terhadap agama.
Bandara Banyuwangi Dilengkapi Fasilitas Terminal Jet Pribadi
Banyuwangi-ASPRA,
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus berupaya mengoptimalkan
fungsi Bandara Blimbingsari. Setelah penambahan rute dan pesawat
komersil dan pembangunan fasilitas sekolah pilot, Bandara Blimbingsari
sekarang dijadikan sebagai terminal private jet alias pesawat jet pribadi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, terminal khusus jet
pribadi ini diperuntukkan bagi pesawat-pesawat dengan kapasitas di
bawah 30 tempat duduk. Terminal private jet itu dikelola oleh operator fixed base operation
(FBO) CEO Jetset. FBO adalah pihak komersial yang diberi izin untuk
mengoperasikan sejumlah layanan di bandara, termasuk penyewaan pesawat.
Operator CEO Jetset menyewa sejumlah fasilitas di Bandara Blimbingsari
untuk dijadikan terminal general aviation. General aviation adalah
salah satu sub sektor penerbangan yang antara lain melayani penerbangan
pesawat jet pribadi dan pesawat pesanan.
"Terminal private jet di Banyuwangi ini untuk tahap awal tidak harus
membangun apa-apa dulu. Operatornya akan memakai Ruang VIP baru bandara
sebagai lounge, dan runway atau landasan Bandara
Blimbingsari yang 1.800 meter sudah cukup untuk pendaratan pesawat jet,"
kata Anas di Banyuwangi, Jumat (8/8).
Sementara itu, Presiden Komisaris CEO Jetset, Rendra Darmakusuma,
menjelaskan, layanan jet pribadi ini akan segera beroperasi di
Banyuwangi paling lambat awal 2015. Saat ini, kata dia, FBO terminal private jet ini hanya ada satu di Indonesia, yakni di bandara Ngurah Rai Bali.
"FBO di Indonesia hanya satu, dan operatornya adalah asing.
Pengembangan di banyuwangi ini akan jadi pertama di Indonesia yang
operatornya adalah putra Indonesia," kata Rendra yang juga pengusaha
asli Banyuwangi.
Saat ditanya alasan membuka terminal private jet ini, Rendra
menjelaskan bahwa potensi Banyuwangi cukup menjanjikan. Selain potensi
pariwisatanya, perkembangan lalu lintas penerbangan ke Banyuwangi cukup
cerah.
"Sudah ada dua maskapai ke Banyuwangi itu salah satu menandakan bahwa
geliat industri penerbangan di Banyuwangi semakin berkembang. Di
samping juga ada hanggar sekolah penerbangan yang bisa dimanfaatkan,"
katanya.
FBO ini akan dilengkapi sejumlah fasilitas antara lain jasa pemeliharaan pesawat, hanggar untuk ruang penyimpanan pesawat, dan lounge. "Ke depan kita berencana memperluas hingga helicopter maintenance," ujar Rendra.
Beberapa Pasangan Mesum Dirazia Pomal Juanda
Menjelang bulan puasa
jajaran Pomal Juanda juga melakukan razia di beberapa tempat hiburan
dan hotel di wilayah Juanda dan sekitarnya, Jumat (27/6/2014) dini hari.
Pada razia yang melibatkan dua tim dari Pomal Juanda ini petugas mendapatkan 10 pasangan bukan suami istri yang sedang berada di kamar hotel.
Setelah dilakukan pemeriksaan pasangan ini di bawa ke Mako Pomal Juanda untuk dilakukan pendataan dan pengarahan.
"Mereka kami data dan diberi pengarahan, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya," jelas Dandenpomal Juanda Mayor Laut (PM) Acep Sudrajat.
Ia menambahkan razia ini akan dilakukan secara rutin, apalagi saat ini menjelang bulan puasa.
"Agar tidak ada perbuatan yang mengganggu selama bulan suci nanti," ujarnya.
Saat ini para pasangan bukan suami istri ini masih dilakukan pendataan, sebagian mereka juga disuruh menghubungi orangtua atau saudaranya.
Salah seorang pasangan yang terjaring dalam razia ini mengaku di dalam kamar sedang nonton bola.
"Saya sedang nonton bola," katanya.
Pada razia yang melibatkan dua tim dari Pomal Juanda ini petugas mendapatkan 10 pasangan bukan suami istri yang sedang berada di kamar hotel.
Setelah dilakukan pemeriksaan pasangan ini di bawa ke Mako Pomal Juanda untuk dilakukan pendataan dan pengarahan.
"Mereka kami data dan diberi pengarahan, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya," jelas Dandenpomal Juanda Mayor Laut (PM) Acep Sudrajat.
Ia menambahkan razia ini akan dilakukan secara rutin, apalagi saat ini menjelang bulan puasa.
"Agar tidak ada perbuatan yang mengganggu selama bulan suci nanti," ujarnya.
Saat ini para pasangan bukan suami istri ini masih dilakukan pendataan, sebagian mereka juga disuruh menghubungi orangtua atau saudaranya.
Salah seorang pasangan yang terjaring dalam razia ini mengaku di dalam kamar sedang nonton bola.
"Saya sedang nonton bola," katanya.
Dua Pasangan Mesum Di Rumah Kontrakan Digerebek Warga
Tribun Jateng/Muh Radlis
Lamongan-ASPRA,
Dua pasangan mesum
yang sedang menginap di rumah kontrakan digerebek warga di Dusun
Dandangan, Desa Dlanggu, Deket Lamongan.
Kedua pasangan tersebut kini digelandang ke balai desa, Selasa (01/07) siang ini.
Dua pasangan teridentifikasi bernama, Romsiyah (30) asal Desa Kedungboyountung Kecamatan Turi, Ifah Alfianah (20) warga Desa Copreng Tuban, Faris (20) dan Padri (30) keduanya asal Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung ini terungkap masuk rumah yang dikontrak Romsiyah Selasa (01/07) sejak pukul 01.00 WIB.
Warga semula tidak menyangka kalau Romsiyah, pekerja di salah satu kafe yang sudah setahun mengontrak rumah milik Sri Rahayu itu berani memasukkan teman laki - lakinya yang datang bersamaan satu pasangan lainnya, Ifah Alfianah dan Faris.
Naasnya ulah ini kali pertama diketahui SO (23) yang tak lain suami Romsiyah yang telah memberinya seorang anak.
Kedua pasangan ini digerebek Selasa (01/07) sekitar pukul 10.00 WIB saat rumah kontrakan itu masih tertutup rapat.
Ini bermula dari kecurigaan SO, suami Romsiyah yang bertandang ke rumah tempat kelahiran Romsiyah.
Namun SO tak berhasil menemui istrinya di rumah ibunya. Kemudian mencoba mencari ke rumah yang dikontrak SO.
Saat mendapati informasi kalau di dalam rumah itu ada pasangan suami istri, SO semakin curiga jika istrinya telah memasukkan laki - laki lain.
SO-pun kemudian berusaha mengetuk pintu rumah itu hingga beberapakali.
"Saya sendiri yang melihat mereka berempat ada dalam rumah, satu pasang dalam kamar dan satunya di ruang tamu,"kata SO kepada wartawan yang menemuinya di Balai Desa Dlanggu.
SO kemudian berinisiatif memberitahukan kepada warga dan ramai - ramai warga Dandangan menggerebek empat anak manusia tanpa jalinan ikatan nikah resmi ini.
Warga berlanjut membawa dua pasangan mesum ini ke Balai Desa Dlanggu.
Keempatnya mengakui kalau ia telah berbuat layaknya hubungan suami istri. Kemudian oleh Kepala Desa Dlanggu, Fadlan dan Kepala Desa Kedungboyountung, Ridwan keempatnya diminta membuat surat pernyataan bermeterai yang isinya tidak akan mengulangi perbuatannya dan Romsiyah juga sanggup meninggalkan rumah kontrakan tersebut.
"Kita kasih waktu dua minggu agar Romsiyah mengemasi semua barang di rumah kontrakan itu serta meninggalkannya,"ungkap Fadlan.
Santri Mesum Di Depan Masjid Pamekasan Diamankan Satpol PP
net
Pamekasan-ASPRA,
Masji bukannya untuk ibadah, malah dimanfaatkan dua pasnagan ini berkencan.
Petugas
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat
malam (8/8/2014), mengamankan pasangan remaja santri dan santriwati yang
sedang berbuat mesum di depan masjid Agung As-Suhada, Pamekasan.
Kedua
remaja santri itu diamankan petugas, karena ketahuan bermesraan di
tempat umum dan tindakan mereka mereka dinilai petugas sangat tidak
pantas apalagi di depan masjid.
"Keduanya merupakan warga
Kecamatan Pegantenan, Pamekasan dan baru saja telah kami lepas setelah
mendapatkan pembinaan," kata Kasi Penyidikan Satpol PP Pamekasan, Yusuf
Wibiseno, tanpa menyebutkan identitas mereka.
Kedua santri yang
diamankan petugas Satpol PP saat bermesraan di depan masjid Agung
As-Syuhada Pamekasan diperkirakan masih berusia pelajar, yakni antara 15
hingga 17 tahun.
Petugas melakukan pengamanan dan menggelandang
keduanya ke pos pantau petugas Satpol PP yang terletak di area monumen
Arek Lancor itu, saat keduanya sedang hendak melakukan perbuatan
terlarang di tempat gelap di depan masjid itu.
"Mereka itu ditegur
oleh petugas dan kunci sepeda motornya diminta dan keduanya diminta
untuk datang ke pos Satpol PP," kata warga yang mengetahui secara
langsung proses pengamanan kedua santri mesum di depan masjid itu,
Ervan.
Ia menjelaskan, cara yang dilakukan petugas memang
tergolong cerdik, sehingga kendatipun keduanya diamankan, tidak
memancing perhatian warga yang saat itu ramai sedang bermain di sekitar
monumen Arek Lancor, Pamekasan.
Sepasang remaja santri salah satu
pondok pesantren di Pamekasan ini tertangkap petugas berbuat mesum di
depan masjid agung As-Syuhada Pamekasan sekitar pukul 22.00 WIB dan baru
dilepas petugas sekitar pukul 23.45 WIB setelah keduanya mendapatkan
pembinaan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Kasus
penangkapan pasangan mesum di depan masjid Agung As-Syuhada Pamekasan
oleh petugas kali ini merupakan kali kedua dalam tiga bulan terakhir
ini.
Pada sekitar Juni 2014, petugas juga sempat mengamankan
pasangan remaja yang juga ketahuan sedang berciuman di depan masjid
Agung As-Syuhada Pamekasan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar