Jumat, 01 Agustus 2014

Profil/Gaya Hidup

Kisah Sukses Ciputra,

Bapak Properti Indonesia

Ciputra  lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah. Keluarga Ciputra hidup dari hasil ibunya berjualan kue kecil-kecilan.

Dengan bekal ketekunan dan kegigihan dalam belajar Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan dimana usaha awal ini merupakan tonggak dari kesuksesan Ciputra di masa depan dengan bendera Jaya Group.

Beberapa proyek yang dikelola oleh Ciputra merupakan proyek-proyek yang fenomenal. Siapa yang tidak tahu dengan Taman Impian Jaya Ancol yang merupakan visi Ciputra merubah lahan rawa menjadi suatu pusat rekreasi terbesar di Indonesia. Kawasan elit Pondok Indah juga merupakan ide Ciputra untuk membuat salah satu real estate elite pertama di Indonesia. Bersama para pebisnis raksasa lainnya Ciputra membentuk Metropolitan Group dan membangun suatu kawasan yang tadinya sama sekali tidak dilirik orang yaitu kawasan Serpong.
 
Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Bisa dibilang hasil jerih payah Ciputra selama ini hampir lenyap semua oleh hantaman krisis ekonomi yang melanda. Hutang yang menumpuk harus dihadapi oleh Ciputra. Periode ini merupakan periode yang sangat menyesakkan bagi Ciputra. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik.
 
Dengan keteguhan hati dan sifat pantang menyerah disertai ”keberuntungan” seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya bisnis Ciputra dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri
 
Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ‘Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek’ kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.
 
Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta. Proyek usaha Jaya Group yang cukup menguntungkan telah dibangun ‘Taman Impian Dunia’. Di dalamnya termasuk ‘Dunia Fantasi’, ‘Dunia Dongeng’, ‘Dunia Sejarah’, ‘Dunia Petualangan’, dan ‘Dunia Harapan’. Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga, melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari 3,5 km menjadi 10,5 km.
 
Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang ”bengis”. Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. ‘Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng’ kata Ciputra.
 
Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. ‘Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga’ tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi-pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh 7 km. Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.
 
Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ‘Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen’ tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.
 
Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.


HUT Perkawinan Ke-60
Ciputra dan istri saat menghadiri sebuah acara di Ciputra World Jakarta, bersamaan dengan HUT Ciputra ke-82. Malam Sabtu (16/8/14) Ciputra yang lebih dikenal dengan sapaan Pak Ci menggelar ulang tahun perkawinannya yang ke-60 bersama sang istri, Dian Sumeler. Perayaan dilangsungkan di Dian Ballroom, Ciputra World 1.

Acara yang berlangsung sejak pukul 18.00 sore ini dipenuhi dengan para tamu undangan dari kolega dan kerabat Ciputra beserta keluarga.
 
Terlihat Presiden RI ke-3, B.J Habibie hadir di antara para undangan. Terlihat pula Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok beserta istri. Acara ini bersamaan pula dengan peresmian Ciputra Artpreneur.
 
Peresmiaan ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Presiden ke-3 RI, B.J Habibie disaksikan undangan dan kalangan media. Setelah itu acara dilanjutkan menuju teater. Para tamu undangan dihibur dengan penampilan teater perjalanan kisah kasih Ciputra bersama istri. Penampilan ini diramaikan oleh penyanyi papan atas seperti Titik Puspa. Acara ini dipandu oleh pembawa acara Daniel Mananta dan Becky Tumewu.

Ciputra World Lotte Mart
Sebuah mall baru saja launching pembukaannya pada tanggal 22 Juni 2013 lalu. Mall Ciputra World Lotte Mart berlokasi di Jalan Prof. Dr. Satrio seberang ITC Kuningan-Ambasador. Lokasi yang cukup dekat dari lokasi tempat saya tinggal sehingga pada hari Minggu, 1 hari setelah grand launching saya mencoba untuk menelisik isi mall tersebut dengan penuh penasaran.

Ranch Market identik dengan Carrefour namun barang yang dijualnya adalah barang organik dan tentu lebih mahal. Tidak heran Ranch Market menjadi retailer yang mengisi Ciputra World, mall ini memang disegmentasikan untuk pengunjung berkantong tebal.

Besar dan IMO lebih mewah dari Grand Indonesia (walaupun belum seluruh store buka). Store-store yang ada di mall ini juga brand-brand terkenal dan relatif mahal. Sebuah sepatu pantofel dapat berharga Rp 2.7 juta.

Yang menarik dari mall ini adalah ada tempat atau booth kecil di tengah-tengah mall sebagai hiasan dan memberikan jasa tertentu. Satu booth memiliki beberapa kaleidoskop yang menarik untuk dilihat. Satu booth lainnya memiliki tema musim dingin (winter) dan cocok untuk berfoto-foto ria. Satu booth lainnya memberikan jasa kepada para pengunjung, seorang pelukis karikatur akan melukis karikatur dari pengunjung, entah dengan tambahan pengeluaran atau tidak. Ada pula aksi pesulap jalanan seperti Damian yang benar-benar melakukan sulap live di hadapan beberapa pengunjung. Benar-benar sangat menarik.

Saking ramai dan penuhnya Leko, para pengunjung yang ingin makan disana diharuskan mendaftar waiting list. Puluhan nama sudah menunggu dipanggil dan untungnya tidak lama kemudian kami dipanggil. Di depan restoran Leko ada booth yang menjual kue. Penikmat kuliner dapat mencoba kue tersebut dengan harga 1 potong kue Rp 28.000 tanpa topping dan Rp 29.000 dengan topping. Kue itu harus dimakan dalam waktu 2 jam setelah dikeluarkan dari freezer (setelah membeli) karena akan meleleh jika lebih dari 2 jam.

Biasanya Leko di cabang lain mematok harga untuk menu andalannya iga penyet sebesar kurang lebih Rp 25.000. Namun, di Ciputra World harga iga penyet adalah sebesar Rp 48.000, untuk nasi dipatok sebesar Rp 7.500 per mangkok. Jika anda berkantong tebal, boleh dicoba untuk makan di Samwong Garden lantai 5, di negeri asalnya Korea Selatan biasanya menjamu tamu VVIP atau pejabat.
Salam Sukses!

 

Pamer Kekayaan, 

Pakai Kemeja  Terbuat Dari Emas



Seorang pengusaha tekstil asal India memamerkan kekayaannya. Pria bernama Pankaj Parakh ini berjalan-jalan memakai kemeja yang terbuat dari 4 kg emas murni.

Pankaj Parakh, membuat kemeja dari logam mulia tersebut untuk memastikan seluruh dunia tahu keberhasilannya. Aksi nyentriknya ini mengharuskan dia membutuhkan pengawal pribadi setiap kali ingin memilikinya.

Pengusaha tekstil yang berpenghasilan jutaan pound ini membutuhkan biaya sebesar 127.000 poundsterling atau sekira Rp2,5 miliar untuk membeli emas murni dan mengubahnya menjadi kemeja.

Kemeja yang memiliki tujuh kancing yang terbuat dari emas murni ini dibuat perusahaan Shanti Jewellers di Parel, Mumbai, India.

Kemeja unik ini dibuat oleh 20 pengrajin kolektif dan menghabiskan waktu 3.200 jam selama dua bulan dengan cara menjahit tangan.

Pankaj berencana memakai kemeja mahalnya itu saat dia berulang tahun yang ke 45 tahun pada 8 Agustus 2014.

“Saya ingin memakai sesuatu yang istimewa ketika semua orang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya,” ujar Pankaj, seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (8/8/2014).

“Saya selalu terpesona dengan emas sejak berusia lima tahun. Selama bertahun-tahun saya mengumpulkan uang untuk menambah koleksi emas saya,” tambahnya.

Meskipun terbuat dari emas, kemeja mahal itu telah dibuat dengan sefleksibel mungkin agar terasa nyaman seperti kemeja pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar