ASPRA ,- Gadis cantik pemilik nama Ela Nurlaela Adalina Sya’adah,
merupakan putri pertama dari dua bersaudara yang lahir pada tanggal 1 Juni 1990
di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Penggemar
warna pink ini panatik dengan warna cerah, sehingga semua miliknya mulai dari aksesories,
pakaian, isi kamar hingga perabotan di rumahnya semua bernuansa pink. Maka
tidak heran jika kegemaran terhadap warna pink ini telah berhasil
melambungkan namanya dengan julukan “Ela Pinky”.
Bagi
dunia model di tataran Priangan hingga ke Kota Bandung, Ela merupakan salah
satu sosok yang mudah dikenal. Karena sejak awal karier sebagai modeling
dirintis melalui ajang Mojang Jajaka Kota Banjar, Jawa Barat yang telah
berhasil melahirkan Ela sebagai peraih Juara di tahun 2011. Kemudian pada tahun
2012, Ela juga berhasil meraih Juara Pertama Putri Otomotif serta Juara Harapan
Satu, Lomba Modeling Kota Bandung pada Tahun 2013.
Berkat
aktifitasnya di dunia model, Ela juga beberapa kali tampil sebagai model untuk
berbagai acara televisi swasta nasional untuk News Kuliner ANTV, Indosiar serta
Mini Seri Sepeda Onthel di TransTV. Selain itu sejumlah FTV religi serta FTV
lainnya pernah dibintangi dalam sejumlah tayangan televisi lokal di kotanya.
Gadis
berbintang Gemini ini memiliki tinggi badan 165 cm dan berat 50 kg, kini sedang
berjuang menyelesaikan skripsinya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Jurusan Bahasa Inggis, Universitas Siliwangi, Kota Tasikmalaya.
Ela
yang bercita-cita jadi pemain film dan Diplomat ini, juga telah membuat skema
perencanaan karier selepas meraih gelar Sarjana Starta Satu-nya. Untuk mencapai
target kariernya, Ela menginginkan bea siswa kuliah ke luar negeri atau fokus
menekuni karier film di ibukota, bahkan akan sangat mensyukurinya jika kedunya
tercapai.
“Aku
menginginkan hidup yang matang secara emosional, intelektual dan financial
sebelum
menikah,” ungkapnya saat dimintai tanggapan mengenai rencana hidupnya kedepan.
menikah,” ungkapnya saat dimintai tanggapan mengenai rencana hidupnya kedepan.
Menurutnya,
akan sangat bahagia jika dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarganya yang
hanya tinggal ibu dan adik satu-satunya itu.
“Semenjak
ditinggal almarhum papah pada tahun 2007 lalu, aku terus berusaha dapat hidup
mandiri dengan berbekal kemapuan seperti saat ini, baik di dunia model ataupun lainnya
yang dapat membantu memenuhi kebutuhan kuliah dan lainnya,” ujarnya.
Hidup
berjauhan dengan ibu dan adik satu-satunya, yang tinggal di rumahnya di Kota
Banjar, membuat Ela yang kini tinggal di Kota Tasikmalaya, harus terus berusaha
mencari kesempatan agar tetap bisa bertemu.
“Aku
selalu menyempatkan waktu untuk bertemu mereka, meski seminggu atau dua minggu
sekali pulang ke Banjar, itupun kalau kegiatan kampus dan lainnya memungkinkan,”
ujarnya.
Kesibukannya
di kampus dan sejumlah kegiatan liannya di Kota Tasikmalaya, membuat Ela belum
bisa menerima tawaran atau job di luar kota. Misalnya banyaknya tawaran di dunia
model yang terpaksa harus ditolaknya, karena membutuhkan waktu berhari-hari di luar
kota, sementara waktunya saat ini dihabiskan untuk menyelesaikan kuliah
terlebih dahulu.
“Mungkin
kalau skripi sudah selesai dan lulus sarjana, aku bisa leluasa menerima tawaran
atau job apapun berkaitan dengan modeling ataupun film yang selama ini aku
sukai,” urainya mengakhiri perbincangan. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar