Kamis, 06 November 2014

Ingin Matang Secara Intelektual, Emosional dan Financial



ASPRA ,- Gadis cantik pemilik nama Ela Nurlaela Adalina Sya’adah, merupakan putri pertama dari dua bersaudara yang lahir pada tanggal 1 Juni 1990 di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Penggemar warna pink ini panatik dengan warna cerah, sehingga semua miliknya mulai dari aksesories, pakaian, isi kamar hingga perabotan di rumahnya semua bernuansa pink. Maka tidak heran jika kegemaran terhadap warna pink ini telah berhasil melambungkan namanya dengan julukan “Ela Pinky”.

Bagi dunia model di tataran Priangan hingga ke Kota Bandung, Ela merupakan salah satu sosok yang mudah dikenal. Karena sejak awal karier sebagai modeling dirintis melalui ajang Mojang Jajaka Kota Banjar, Jawa Barat yang telah berhasil melahirkan Ela sebagai peraih Juara di tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012, Ela juga berhasil meraih Juara Pertama Putri Otomotif serta Juara Harapan Satu, Lomba Modeling Kota Bandung pada Tahun 2013.

Berkat aktifitasnya di dunia model, Ela juga beberapa kali tampil sebagai model untuk berbagai acara televisi swasta nasional untuk News Kuliner ANTV, Indosiar serta Mini Seri Sepeda Onthel di TransTV. Selain itu sejumlah FTV religi serta FTV lainnya pernah dibintangi dalam sejumlah tayangan televisi lokal di kotanya.


Gadis berbintang Gemini ini memiliki tinggi badan 165 cm dan berat 50 kg, kini sedang berjuang menyelesaikan skripsinya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Bahasa Inggis, Universitas Siliwangi, Kota Tasikmalaya.

Ela yang bercita-cita jadi pemain film dan Diplomat ini, juga telah membuat skema perencanaan karier selepas meraih gelar Sarjana Starta Satu-nya. Untuk mencapai target kariernya, Ela menginginkan bea siswa kuliah ke luar negeri atau fokus menekuni karier film di ibukota, bahkan akan sangat mensyukurinya jika kedunya tercapai.

“Aku menginginkan hidup yang matang secara emosional, intelektual dan financial sebelum
menikah,” ungkapnya saat dimintai tanggapan mengenai rencana hidupnya kedepan.

Menurutnya, akan sangat bahagia jika dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarganya yang hanya tinggal ibu dan adik satu-satunya itu.


“Semenjak ditinggal almarhum papah pada tahun 2007 lalu, aku terus berusaha dapat hidup mandiri dengan berbekal kemapuan seperti saat ini, baik di dunia model ataupun lainnya yang dapat membantu memenuhi kebutuhan kuliah dan lainnya,” ujarnya.

Hidup berjauhan dengan ibu dan adik satu-satunya, yang tinggal di rumahnya di Kota Banjar, membuat Ela yang kini tinggal di Kota Tasikmalaya, harus terus berusaha mencari kesempatan agar tetap bisa bertemu.
“Aku selalu menyempatkan waktu untuk bertemu mereka, meski seminggu atau dua minggu sekali pulang ke Banjar, itupun kalau kegiatan kampus dan lainnya memungkinkan,” ujarnya.

Kesibukannya di kampus dan sejumlah kegiatan liannya di Kota Tasikmalaya, membuat Ela belum bisa menerima tawaran atau job di luar kota. Misalnya banyaknya tawaran di dunia model yang terpaksa harus ditolaknya, karena membutuhkan waktu berhari-hari di luar kota, sementara waktunya saat ini dihabiskan untuk menyelesaikan kuliah terlebih dahulu.

“Mungkin kalau skripi sudah selesai dan lulus sarjana, aku bisa leluasa menerima tawaran atau job apapun berkaitan dengan modeling ataupun film yang selama ini aku sukai,” urainya mengakhiri perbincangan. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar