Minggu, 09 November 2014

Presiden Joko Widodo Berpidato Dalam KTT APEC di Beijing.



Beijing-ASPRA,
Dalam pidato perdananya di hadapan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), presiden Joko Widodo (Jokowi) mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi utama pebisnis regional. Ia menjanjikan pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang selama ini mencaplok anggaran sosial dan infrastruktur.
Jokowi menggambarkan anggaran subsidi BBM tahunan $27 miliar sebagai biaya “besar.” Ia mengaku “ingin mengalihkan biaya subsidi konsumsi BBM ke aktivitas yang lebih produktif.”
Sisa anggaran akan digunakan untuk membangun pelabuhan, rel, serta infrastruktur di pelbagai daerah. Dana itu juga bakal mendukung kenaikan taraf hidup penduduk pedesaan, kata Jokowi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC di Beijing.
“Dalam lima tahun, kami ingin membangun 24 pelabuhan,” termasuk pelabuhan laut dalam di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua, kata Jokowi. Ia juga menekankan rencana perluasan jalur kereta api serta pembangunan sarana transportasi massal di enam kota besar Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Proyek infrastruktur lain akan mencakup pembangkit listrik demi memajukan sektor industri dan manufaktur Indonesia. “Ini adalah kesempatan untuk berinvestasi,” kata Jokowi, dalam bahasa Inggris. Kalimat penegasannya berulang diucapkan dalam pidato 13 menit.
Sisa anggaran dari pengurangan subsidi BBM akan disalurkan pula ke petani, nelayan, serta pelaku usaha kecil dan menengah.
“Kami ingin membangun waduk—sebanyak 25 dam dalam lima tahun—dari sisa anggaran subsidi. Dengan begitu, kami dapat terus menyalurkan pasokan air ke daerah pertanian,” sahutnya. “Sisanya akan kami salurkan ke nelayan, sehingga mereka punya mesin, kotak pendingin yang baik. Kami ingin meningkatkan pendapatan nelayan.”
Pernyataan Jokowi menggarisbawahi hasratnya untuk mengatasi beban subsidi BBM. Ia kembali mengajak investor asing menanamkan modal di Indonesia. Jokowi paham dirinya bakal menghadapi kendala investasi, jika tak segera membebaskan anggaran subsidi.
“Ini adalah kesempatan Anda, sebab sekarang Anda tahu, anggaran nasional kami terbatas,” paparnya.
Dalam pidato, Jokowi turut mengedepankan risiko berbisnis di Indonesia. Ia paham posisi rendah Indonesia dalam peringkat kemudahan berbisnis. “Sebagian besar investor yang datang ke saya selalu protes soal pembebasan lahan,” katanya. “Saya akan mendorong menteri, gubernur, wali kota saya untuk membereskan masalah ini.”
Jokowi sempat membagi pengalamannya ketika menjabat gubernur DKI Jakarta. Kata Jokowi, ia kerap berurusan dalam kasus sengketa lahan, termasuk pembangunan jalan tol di Jakarta. Di depan hadirin, Jokowi mengingatkan latar belakang bisnisnya. Ia menjamin investor asing bahwa pemerintah akan membantu perizinan bisnis secara cepat.
“Saya senang sekali bisa bersama-sama Anda semua di sini. Anda tahu, bertahun-tahun lalu saya adalah seorang pebisnis,” papar sang presiden. “Jadi, pagi ini saya gembira. Sebab kita bisa bicara tentang bisnis dan investasi.”(WSJ/ TRIBUNNEWS.COM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar