Beijing-ASPRA,
Dalam pidato perdananya di hadapan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik
(APEC), presiden Joko Widodo (Jokowi) mempromosikan Indonesia sebagai tujuan
investasi utama pebisnis regional. Ia menjanjikan pemangkasan subsidi bahan
bakar minyak (BBM), yang selama ini mencaplok anggaran sosial dan
infrastruktur.
Jokowi menggambarkan anggaran subsidi BBM tahunan $27 miliar
sebagai biaya “besar.” Ia mengaku “ingin mengalihkan biaya subsidi konsumsi BBM
ke aktivitas yang lebih produktif.”
Sisa anggaran akan digunakan untuk membangun pelabuhan, rel, serta
infrastruktur di pelbagai daerah. Dana itu juga bakal mendukung kenaikan taraf
hidup penduduk pedesaan, kata Jokowi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC
di Beijing.
“Dalam lima tahun, kami ingin membangun 24 pelabuhan,” termasuk
pelabuhan laut dalam di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,
kata Jokowi. Ia juga menekankan rencana perluasan jalur kereta api serta
pembangunan sarana transportasi massal di enam kota besar Indonesia, termasuk
Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Proyek infrastruktur lain akan mencakup pembangkit listrik demi
memajukan sektor industri dan manufaktur Indonesia. “Ini adalah kesempatan
untuk berinvestasi,” kata Jokowi, dalam bahasa Inggris. Kalimat penegasannya
berulang diucapkan dalam pidato 13 menit.
Sisa anggaran dari pengurangan subsidi BBM akan disalurkan pula ke
petani, nelayan, serta pelaku usaha kecil dan menengah.
“Kami ingin membangun waduk—sebanyak 25 dam dalam lima tahun—dari
sisa anggaran subsidi. Dengan begitu, kami dapat terus menyalurkan pasokan air
ke daerah pertanian,” sahutnya. “Sisanya akan kami salurkan ke nelayan,
sehingga mereka punya mesin, kotak pendingin yang baik. Kami ingin meningkatkan
pendapatan nelayan.”
Pernyataan Jokowi menggarisbawahi hasratnya untuk mengatasi beban
subsidi BBM. Ia kembali mengajak investor asing menanamkan modal di Indonesia.
Jokowi paham dirinya bakal menghadapi kendala investasi, jika tak segera
membebaskan anggaran subsidi.
“Ini adalah kesempatan Anda, sebab sekarang Anda tahu, anggaran
nasional kami terbatas,” paparnya.
Dalam pidato, Jokowi turut mengedepankan risiko berbisnis di
Indonesia. Ia paham posisi rendah Indonesia dalam peringkat kemudahan
berbisnis. “Sebagian besar investor yang datang ke saya selalu protes soal
pembebasan lahan,” katanya. “Saya akan mendorong menteri, gubernur, wali kota
saya untuk membereskan masalah ini.”
Jokowi sempat membagi pengalamannya ketika menjabat gubernur DKI
Jakarta. Kata Jokowi, ia kerap berurusan dalam kasus sengketa lahan, termasuk
pembangunan jalan tol di Jakarta. Di depan hadirin, Jokowi mengingatkan latar
belakang bisnisnya. Ia menjamin investor asing bahwa pemerintah akan membantu
perizinan bisnis secara cepat.
“Saya senang sekali bisa bersama-sama Anda semua di sini. Anda
tahu, bertahun-tahun lalu saya adalah seorang pebisnis,” papar sang presiden.
“Jadi, pagi ini saya gembira. Sebab kita bisa bicara tentang bisnis dan
investasi.”(WSJ/ TRIBUNNEWS.COM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar