Selasa, 11 November 2014

Menapaktilasi Perjuangan Arek-Arek Surabaya Dengan Parade Juang



Surabaya-ASPRA,
Suasana di Jalan Pahlawan yang biasanya padat oleh lalu lalang kendaraan, Minggu (9/11) siang kemarin berubah ‘mencekam’. Ruas jalan di samping monumen Tugu Pahlawan ini mendadak jadi “arena perang”. Suara ledakan bom, bunyi desingan peluru dan ‘raungan’ senapan laras panjang, bersahut-sahutan. Puluhan Arek-Arek Surabaya dengan memanggul senapan laras panjang dan bambu runcing, tengah bertempur melawan tentara sekutu.

Sebelumnya, “Bung Tomo” dengan suara menggelegar, berpidato membakar semangat arek-arek Suroboyo diikuti suara “Ketut Tantri”, sahabat Bung Tomo, yang menerjemahkan pidato itu ke dalam bahasa Inggris.
Nuansa heroisme perjuangan Arek-Arek Surabaya pada 10 November 1945 silam, serasa hadir kembali melalui suguhan teatrikal  yang diperankan dengan apik oleh anak-anak muda Surabaya. Dan teatrikal bertema “Radio Pemberontak” itu menjadi awal dimulainya Parade Surabaya Juang 2014 yang merupakan rangkaian peringatan Hari Pahlawan.

Agenda yang menjadi puncak peringatan Hari Pahlawan ini disaksikan ratusan warga yang membludak di sepanjang jalan pahlawan. Anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu, ikut larut dalam semangat heroik teatrikal tersebut. Mereka tak memedulikan terik matahari yang menyengat kulit.

“Merinding saya. Saya seperti berada di peperangan tahun 45 dan ikut merasakan bagaimana semangat arek-arek Surabaya kala itu,” ujar Ramadan, pelajar asli Surabaya yang menyaksikan langsung Parade Surabaya Juang.

Tak hanya warga Surabaya, Parade Surabaya Juang juga disaksikan oleh warga luar kota. Salah satunya Utami (41). Warga Probolinggo ini mengaku berangkat dari rumahnya sejak pukul 09.00 WIB. “Ini kayak sungguhan. Saya merasakan suasana seperti perang sungguhan.,” ujarnya.

Setelah aksi teatrikal, pemeran Bung Tomo dan Ketut Tantri kemudian menyerahkan bendera merah putih kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, kemudian secara bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, Walikota Tri Rismaharini bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda)  Kota Surabaya, menaiki kendaraan panser dari titik start menuju Hotel Majapahit. Di sini, kembali ditampilkan teatrikal untuk mengenang aksi penyobekan bendera Belanda di atas gedung hotel yang dulunya bernama Hotel Yamato ini. Selanjutnya, walikota bersama Forpimda berjalan kaki dan mendorong para veteran di atas kursi roda menuju Balai Kota Surabaya.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, kegiatan Parade Surabaya Juang ini digelar untuk menggugah warga Surabaya, utamanya anak-anak muda agar menapaktilasi semangat perjuangan para pejuang di tahun 1945 dalam mempertahankan kemerdekaan dari sekutu. Melalui Parade Surabaya Juang ini, anak-anak Surabaya bisa mengetahui sejarah Surabaya mendapat sebutan Kota Pahlawan.

“Surabaya ini beda dengan kota-kota lainnya. Kita adakan acara ini supaya anak-anak kita mengerti momen perjuangan arek-arek Suroboyo. Melalui acara ini, anak-anak bisa tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan cara mudah, tetapi dengan mengorbankan jiwa dan raga,” tegas walikota.

Di acara tahunan tersebut, Forpimda Surabaya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Surabaya, para veteran pejuang dan anak-anak muda Surabaya, seperti melebur menjadi satu kesatuan. “Kolaborasi anak-anak muda, pemangku jabatan dan veteran, kita harapkan bisa bersinergi  untuk menyongsong hari esok yang lebih baik,” sambung walikota.

Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser yang ikut serta dalam pawai Parade Surabaya Juang mengatakan, sedikitnya ada 23 kelompok turut ambil bagian dalam event yang sudah menjadi agenda rutin tahunan ini. Diantaranya dari komunitas pejuang Roode Burg, Drum Band Taruna AAL, Drum Band VSNMN dari ITS Surabaya, Drum Band SMAN 19 Surabaya, dan juga komunitas masyarakat seperti paguyuban PKL hingga Laskar Modin.

Dengan berjalan kaki, mereka menapaki rute sejauh 3,3 kilometer mulai Jalan Pahlawan– Jl. Gemblongan – Jl. Tunjungan – Jl. Gubernur Suryo – Jl. Yos Sudarso – Jl. Jaksa Agung Suprapto dan finish di Taman Surya. Di Taman Surya, ratusan warga antusias menunggu kedatangan rombongan peserta Parade Surabaya Juang.
Parade Surabaya Juang merupakan satu dari banyaknya kegiatan yang digagas oleh Pemkot Surabaya untuk memperingati Hari Pahlawan. Kegiatan lainnya diantaranya Sekolah Kebangsaan dan Surabaya Membara. Itu menunjukkan bahwa Surabaya memang beda dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Karena Surabaya adalah Kota Pahlawan.( Suaramandiri .com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar