Bogorr-ASPRA,
PASAR Ciluar yang berdiri di Lokasi di Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kab. Bogor , menuai kritikan dari masyarakat umum khususnya para pedagang yang menunggu pasar tersebut kapan dapat selesai. Sehingga untuk berdagang yang aman nyaman, dapat dinikmati oleh seluruh pedagang maupun pembeli, kalau penempatan kiosnya dipasar yang sudah dibangun terasa aman, nyaman, dan daya beli masyarakat pun bertambah ,hingga kian terwujud.
Akan tetapi keinginan tersebut hanya impian , dan menjadi pertanyaan hingga kapan pasar tersebut dapat DIselesai kannya?
Menurut Kepala Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja H. Sukardi Aziz. Sos yang ditemui Aspirasi Rakyat Kamis (11/09) mengatakan, Pasar Ciluar ini sudah lama dinantikan oleh pedagang, sebab sudah lama pembangunannya, Saya sendiri selama ini belum ada pemberitahuan maupun dapat tembusan dari pihak terkait, terutama pihak kontraktor maupun Dinas Perindag atau PD. Pasar Tohaga. Jadi kalau ditanya kapan selesainya Pasar Ciluar ini saya tidak tahu. Setahu saya pada waktu awal sebelum pengerjaan sudah ada pemberitahuan akan ada pekerjaan Pasar Ciluar di tanah bekas pasar yang ditempati pedagang itu. Dan untuk ijin lingkungan sudah saya berikan kepada pihak Kontraktor. Namun untuk pembangunannya saya tidak dilibatkan, dan masalah perijinan lainnya saya tidak pernah tahu, dan juga berapa anggaran yang diterima dari Pemda Kab. Bogor melalui APBD Dan APBN itupun saya juga tidak tahu,” katanya.
“Juga jadwal pekerjaan yang seharusnya dijadwalkan kapan mulai dibangun dan kapan selesai , itupun saya tidak diberitahu. Inilah yang menjadi pertanyaan Masyarakat terutama Pedagang tentang terselesainya Pasar ini,” Sukardi menjelaskan.
Di satu sisi peranan kepala desa ini seharusnya dapat berfungsi sebagai pembantu dalam pengawasan pembangunan Pasar Ciluar yang ada diwilayahnya, namun hal ini menurut Sukardi selaku kepala desa , belum ada laporan sama sekali tentang berapa bulan dikerjakan dan kapan selesainya.
“Saya justru kuatir kalau pekerjaan sudah selesai entah kapan malah saya disuruh tanda tangan berita acara penyelesaian, nah ini yang saya tidak mau,“ terang Sukardi.
“Proyek ini didanai dari anggaran APBN dan besarnya anggaran kalau tidak salah Rp 10 miliar, juga pada waktu itu dikerjakan perusahaan kontraktor lain, yang saya lupa nama kontraktor itu, namun kontraktor tersebut tidak tahu kemana, lalu dikerjakan oleh kontraktor yang baru PT. Mari Bangun Nusantara, dengan anggaran biayanya dari APBD sebesar Rp 3.741.339.000,-, dan kapan mulainya perusahaan ini mengerjakan pasar itu dan kapan selesainya, saya pun tidak dilapori dari pihak manapun. Makanya pada waktu itu sempat dua bulan terbengkalai, tidak ada aktivitas sama sekali, akhirnya kan mundur dari perkiraan, kapan selesainya,” ungkapnya. (Wanto/Rozi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar