Majene-ASPRA,
PEMBANGUNAN dan pengembangan sarana-prasarana transmigrasi Kolehalang, Kabupaten Majene dikeluhkan warga.
Berdasarkan hasil wawancara media ini dengan sejumlah warga transmigrasi di Majene (17/10), diketahui bahwa beberapa proyek pembangunan yang bernlai miliaran rupiah itu dianggap sangat tidak maksimal.
Ada beberapa item kegiatan yang sarat kecurangan dan irasional, ungkap Palimbuan tokoh masyarakat transmigrasi SP 3 Kolehalang, diantaranya pembangunan bendungan yang bernilai 1,5 M.
Menurut Palimbuan konstruksi dan pondasi bendungan yang kini tengah dikerja itu sangat buruk dan tidak kuat.
“Intinya ada ketidak normalan pelaksanaan kegiatan, kita saja orang awan bisa melihat dengan jelas,” lanjut Palimbuan
Sementara itu tokoh masyarakat lainnya yang juga ketua BPD desa setempat M. Yusuf kepada ASPRA menuturkan selain bendungan pembangunan sekolah juga sangat janggal.
Menurut Yusuf, sekolah yang dibangun semestinya melihat kondisi dan geografis lokasi.
Ia juga menuding sekolah yang dibangun dengan dana 400 juta itu tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
“Salah satu kejanggalannya adalah dindingnya yang dibuat dari batako dari pasir gunung bercampur tanah, ini sangat rawan runtuh, apalagi berada di tanah yang relatif dinamis dan rawan longsor,” lanjut Yusuf
Palimbuan dan Yusuf juga berharap pemerintah segerah melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan project dari dana pusat itu. Mereka yang mengaku perwakilan masyarakat transmigrasi sangat merasa kasian dengan perlakuan pembangunan daerahnya yang jauh dari kota namun dikerja dengan setengah hati.
“Jangan karena kami di daerah terpencil, dan jauh dari akses informasi sehingga mudah dimainkan, ini tidak benar. Meskipun kami tidak punya sekolah tinggi, tetapi kami juga bisa merasakan ketidakadilan. Mana mungkin warga pendatang mau betah disini kalau begini,” tutup Yusuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar